Kamis, 18 Februari 2010

mimpi VS realita

Mimpi dan realita sering kali tak berjalan bersama....seringkali bersimpangan....kerapkali berbeda haluan...acapkali bertolak belakang....


Memang mimpi kadang tak sesuai dgn realita...namun apakah hanya karena itu hingga membuat kita tak berani bermimpi..?TIDAK


kenapa kita harus takut dan tidak berani bermimpi hanya karena alasan klasik itu....


Orang yang tidak punya mimpi tidak akan menjadi apa-apa...


Tidak masalah entah mimpi itu terwujud sesuai harapan kita atau pun tidak...karena yang terpenting adalah proses dan usaha...sedangkan hasilnya biarlah ALLAH yang menentukan....

Mungkin hingga saat ini kita telah berusaha dan berdo'a untuk menggapai mimpi, dan mungkin hingga saat ini pula mimpi itu belum terwujud...namun jangan lah menyerah..teruslah berusaha dan berdo'a...karena tidak ada satu orang pun yang tahu apa yang akan terjadi pada dirinya esok hari..bahkan semenit yang akan datang....
tidak semua apa yang kita harapkan akan kita dapatkan, namun apa kita dapatkan adalah hal yang kita butuhkan untuk menjadi dewasa dan hal yang kita perlukan untuk menggapai mimpi kita

pengamen kecil

Pengamen Kecil Yang Hebat
Hari itu….
Jum’at kedua bulan Desember..
Aku tertegun melihat seorang anak. Anak kecil berbaju lusuh dan kumal yang merangsek diantara himpitan kendaraan dilampu merah, memetik gitar dan bersenandung.
Q tepikan motor q dan q amati ia dari seberang jalan, q putuskan untuk menhampiri anak itu.
Q dekati dia dan q ajak mengobrol. Q Tanya “dek, nama qm siapa?”
Dengan lugu ia menjawab “Aan bang”
Q Tanya lagi “Qm sekolah?”
“Ia, Aan kelas 6 SD bang” jawab bocah itu
“Qm sudah lama ngamen seperti ini?” Lanjut q
“Sudah bang, sudah hamper setahun” jawabnya polos
“Orangtua qm kemana memangnya?” Q bertanya lagi
“Ibu kerja bang jadi tukang cuci, kalo bapak sedang sakit bang” dengan lugunya ia menjawab
“Qm ngamen, ibu mu tahu?” Tanya q lagi
“Ndak bang. Aan ngamen ibu sama bapak ndak tahu.” Jawabnya pelan
“Aan Cuma mau bantu ibu sama bapak bang, kasian ibu sama bapak nyari uang buat Aan sama adek-adek Aan”. Terangnya
Kemudian q pun pamit dengan alasan ada kuliah.
Aq memang ke kampus, namun aq tidak masuk kuliah. Q hanya duduk-duduk di kantin. Teringat aq akan bocah bernama Aan tadi. Terenyuh hati q mendengar ucapannya yang terakhir. Anak sekecil itu sudah mampu untuk memutuskan . Dia berkorban demi untuk keluarganya, tanpa diminta. Waktu yang semestinya ia nikmati dengan bersenda gurau bersama teman-teman sebayanya ia korbankan. Ia tukar dengan recehan uang dan peluh keringat dari mengamennya demi meringankan beban kedua orangtuanya.
Mungkin orang-orang memandang rendah pada dirinya, tapi aq tidak. Aq memberikan penghargaan yang begitu tinggi padanya. Ia bukan bocah pengamen biasa, ia bocah hebat. Mungkin tubuhnya memang hanya dibalut dengan pakaian lusuh dan kumal, namun hatinya dibalut dengan sutera emas pengabdian. Seorang anak kecil yang mengingatkan q pada diri q sendiri, apa yang telah aq berikan untuk keluarga q? apa yang telah aq berikan pada kedua orangtua q yang sudah merawat q dari dalam kandungan hingga saat ini. Bocah itu hebat.

untuk ibu

pengorbanan seorang ibu tak kan terbalas walau kita memiliki semua yang kita inginkan.....
kasih sayang seorang ibu tak kan pernah tergantikan oleh apapun...kasih sayang yang begitu indah dan tulus dari lubuk hati seorang perempuan yang telah bertaruh nyawa demi kita.......

seorang ibu seperti lentera yang cahayanya mampu menerangi gelapnya alam dan jalan hidup ini.....kasih sayang yang ia berikan laksana samudera tanpa batas yang terus mengalir dari dasar hati dengan penuh pengorbanan keikhlasan......
tanpa sadar kita telah sering kali menyakiti hatinya...hati yang penuh dengan kelembutan.....penuh dengan curahan kaish sayang..

sudah kah kita memberikan sedikitnya sebuah kebanggaan untuknya....sudahkah kita memberikan kebahagiaan untuknya...sudah mampu kah kita memberikan senyuman bahagia diwajah nya...diumur yang kian lama kian menua.........atau bahkan kita terlampau sering memikirkan diri kita tanpa menghiraukan perasaan dan keadaan dirinya..atau kah kita malah memberikan air mata kesedihan diraut wajahnya.....

teman...kasih sayang itu tetap mengalir seperti aliran sungai tanpa ujung walau kini usianya sudah tak seperti dulu...walau kini tenaganya sudah tak sekuat dulu..walau kini usianya telah senja dengan kian merapuhnya tubuh..namun rasa cinta itu..kasih sayang itu tetap terus ia curahkan.....

teman..apakah kita..aku..kamu...dan kalian semua tega dan mampu melihat air mata kesedihannya mengalir dari kedua sudut kelopak mata yang sudah tua...mumpung kita masih diberikan kesempatan..masih diizinkan menghirup udara ini...mari kta coba membahagiakan ibu kita..mari kita membuat ia tersenyum penuh kebahagiaan....