Jumat, 10 Desember 2010

kenangan dua belas desember


Dua belas desember menjadi sebuah tanggal yang punya arti khusus buat ku. Bukan, bukan kawan, itu bukan tanggal kelahiran ku, aku masih ingat betul aku dilahirkan pada tanggal 30 september dua puluh tahun silam dan aku haqqul yakin aku tidak salah ingat tanggal. Kau ingin tahu kawan? Ya baiklah, aku akan bercerita sedikit tentang tanggal ini pada mu, tapi jangan kau tertawa dengan kisah ku. Ingat, jangan tertawa! Kalau sudah sepakat ya baiklah aku akan menjelaskan kisah ku.
Dua belas desember silam tepatnya dua belas desember tahun 2009 aku mengalami hari yang bersejarah dalam hidup ku dan mengubah banyak hal dari diriku. Tanggal dua belas ini membuat ku mengerti bahwa semua orang siapapun dia berhak untuk dicintai. Pada tanggal dua belas desember setahun yang lalu, seorang gadis yang sangat manis di mata ku mengutarakan isi hatinya pada ku. Memang kawan, dia tidak mengatakan terus terang namun di balik setiap kata-kata bersayapnya ada makna tersirat bahwa ia menyukai ku. Bukan main senangnya hati ku kawan, aku yang selama ini terpasung dalam karang keangkuhan dan kebimbangan seakan bebas dari semua belenggu yang seperti penjara tak kasat mata itu. Bukit es di hati ku yang telah membeku sekian waktu mencair begiu saja. Bayangkan, bayangkan kawan betapa dahsyatnya sebuah kejujuran itu, sayangnya di negeri ini tidak banyak lagi otang yang jujur bahkan terhadap dirinya sendiri. Kau ini selalu ingin tahu kawan, tadi kau ingin tahu kenapa tanggal dua belas desember begitu berarti bagi ku, sekarang kau ingin kisah ku dari awal sampai akhir, tapi ya baiklah kawan ku kabulkan keinginan mu, setelah ini jangan tanya lagi, OK. Kisah ini bermula saat aku pertama kali masuk kuliah,tepatnya bulan agustus 2009,tanggal pastinya aku lupa kawan, jadi jangan tanya hal itu. Belum lama aku memulai kehidupan perkuliahan ku, aku berkenalan dengan seorang gadis. Seorang gadis yang pada saat itu pun aku tak tahu bagaimana rupanya karena aku tak sengaja berkenalan dengannya, aku salah telepon kawan. Seringnya bersmsan ria dengannya aku merasa tertarik dengan dia, maka ku beranikan diri untuk mengajaknya kopi darat. Ku persiapkan semuanya dengan detail kawan, pengalaman mengajarkan ku bahwa kesa pertama itu sangat berarti. Ku mulai dari pakaian, karena emang pada dasarnya aku orangnya cuek dengan penampilan jadi aku pilih pakaian yang biasa ku pakai untuk kuliah aja, setelah merasa dandanan ku mantap, akhirnya ku pergi ke tempat pertemuan kami. Tempat itu tidak besar apalagi mewah, Cuma tempat nyantai yang biasa-biasa aja. Alasan aku memilih tempat itu, ku rasa kau pun tahu kawan, karena harganya sesuai kantong ku, maklumlah sebagai mahasiswa rantau yang kuliah bermodalkan nekat tentu saja kantongku tidaklah tebal. Seperti yang ku perkirakan dan sesuai dengan rencana ku,pertemuan itu berjalan lancar,yach ada sich beberapa insinden kecil tapi yang penting cukup lancarlah. Setelah pertemuan itu kami terus berhubungan,semakin akrab ku kira. Semakin aku mengenal dia, semakin aku yakin aku sayang dia bukan buatan, dan semakin aku merasa bahwa aku hanya bisa memimpikannya. Bayangkan teman, kami jauh berbeda, kalau kita ambil analogi, ya aku itu seperti rumput liar yang tak terperhatikan sedangkan dia mawar putih yang anggun dan menawan, jauh sekali. Apalagi dengan sejarah hidup ku yang tak bisa ku katakan baik. Setelah kian dekat namun tak pernah ada kejelasan hubungan, seperti yang kau juga tahu teman perbedaan itulah yang membuatku selalu ragu hingga akhirnya hubungan ini seperti hubungan tanpa status, gadis itu meminta kejelasan tentang hubungan kami, hari itu tepat tanggal 12 desember. Setelah didesak, akupun jujur dengan semua perasaanku dan juga keraguanku, aku pikir inilah akhirnya dan selanjutnya hanyalah kisah pertemanan, tapi aku sungguh salah kawan, tebakan ku meleset 180 derajat. Aku yang menyangka dia akan menganggapku teman belaka, ternyata mau untuk menerima mengisi hatinya. Senang bukan buatan diriku kawan, ingin rasanya ku teriakkan kepada dunia betapa senangnya hatiku. Dan aku ingat benar kata-kata dia kawan, kata-kata dia yang membuatku merasa aku layak untuk mencintai dan dicintai, “ semua orang hidup dengan cinta, dan cinta tidak memilih tempat untuk bersemayam. Setiap orang berhak atas kesempatan kedua, dan aku menyayangimu yang sekarang bukan kamu yang dulu”. Kawan, dengar kata-katanya itu kawan, bagaimana aku tidak merasa sangat beruntung kawan, sangat beruntung. Dan kurang lebih 6 bulan aku berpacaran dengannya kawan, walau sebentar tapi banyak yang berubah dari diriku kawan selama 7 bulan yang indah itu. Tentunya, kau juga ingin tahu kawan kenapa hanya 7 bulan, bukankah aku sangat menyayanginya, kenapa tidak berlanjut hingga sekarang? Kalau ku jelaskan akan sangat panjang kisahnya kawan, yang pasti aku berpisah dengannya dengan baik-baik, dan bukan atas keinginan ku maupun keinginannya atau keinginan siapa-siapa, tapi karena keadaan yang membuat kami harus berpisah kawan. Dan hingga sekarang komunikasi diantara kami masih baik-baik saja kawan. Cinta itu indah dan tidak menuntut kesempurnaan, tapi cinta juga tak berarti harus saling memiliki selamanya. Dan terkadang rasa sakit yang kita alami bisa menjadsi indah bila kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, kira-kira itulah yang bisa ku katakan kawan. Laen kali akan ku ceritakan kisahnya kawan dan juga kisah-kisah ku yang lain.

coretan puisi pengantar tidur

Ketika mlm datang
hembusan angin menyapa insan
berhembus membawa kesejukan dan kedamaian
Bulan dan bintang terangi malam tanpa lelah


bersinar menemani setiap desah nafas manusia arungi malam
Simfoni alam, angin, bulan dan bintang menyanyikan lagu kedamaian mengantarkn insan menjelajahi dunia mimpi
menemani hingga terlelap

catatan kecil tentang kesuksesan

Apa itu kesuksesan? Apa yang kita sebut sukses? Apakah menjadi kaya, berpangkat itu simbol kesuksesan? Jawabannya, tidak! Kesuksesan diukur dari kebahagiaan dan kebahagiaan tidak diukur dari materi. Walaupun begitu gue nggak menampik kenyataan bahwa sekarang kebahagiaan
diidentikkan dengan harta, uang, pangkat, kekayaan oleh sebagian orang.
Dalam hidup yang kita jalani hari demi hari, semua orang mengejar kesuksesan dan sebagian besar diantaranya terbutakan oleh kegemerlapan dunia dengan menjadikan kekayaan sebagai simbol pasti sebuah kesuksesan yang harus diraih dengan mengesampingkan nurani. Gue gag nyangkal kalo emang kita butuh uang dalam hidup, apalagi di jaman yang segalanya selalu dan selalu di nilai dengan uang, tapi gue juga sangat gag setuju kalo kita mendewakan uang dan bahkan ampe menjadikan uang sebagai simbol utama kebahagiaan. Menurut gue, kebahagiaan itu diukur dari hati bukan materi. Jadi dengan sedikit gaya yang agak-agak bijak, gue berani bilang "ketika sebuah kesuksesan hanya diukur dari harta, pangkat, kekayaan, wanita dan segala bentuk materi lainnya, maka hidup ini tidak lebih dari sebuah perburuan tanpa akhir, nurani terkalahkan nafsu dan hidup menjadi tidak bernilai"